Oktober 15, 2011

Bahasa Indonesia - Tugas Makalah "Reog Poonorogo"



Tarian Reog Ponorogo



3.1. Sejarah Reog Ponorogo

Sebenarnya Reog Ponorogo muncul sebagai bentuk upacara adat kepercayaan gaib setempat yang kental akan aura magis dan ilmu kebatinan yang kental, seiring dengan perubahan zaman maka berubahlah Reog Ponorogo itu menjadi suatu bentuk hiburan dan kesenian teater rakyat.
Diduga topeng dadak merak itu terinspirasi dari bentuk sebuah patung yang terletak digugusan pura belahan yang berdiri pada zaman kerajaan kahuripan yang saat itu di pimpin oleh Raja Airlangga di dekat gunung penanggungan, yaitu patung Dewa Wisnu Diatas Garuda yang berbulu menyebar.
Dan ada sebuah keunikan di topeng dadak merak yaitu adanya mutiaradi paruh burung merak yang konon merupakan tanda atau simbol bahwa kerajaan wengker telah masuk kedalam agam islam. Simbol mutiara tersebut merupakan perlambamg dari biji tasbih yang digunakan kaum muslim saat berdoa.
Sebenarnya asal mula cerita Reog Ponorogo ada lima versi ber beda tetapi Cuma tiga versi yang diakui yaitu :
a)      Cerita Versi Suryongalam
Versi ini bercerita tentang seorang demang yang bernama Suryongalam yang merupakan kaki tangan kerajaan Majapahit menyindir rajanya yang konon lebih banyak dikendalikan oleh permaisuri sehingga di gambarkan singgo barong yang merupakan perlambamg seorang raja di tunggangi / kendalikan oleh merak yang lembut sebagai perlambang permaisuri.
b)     Cerita Versi Songgolangit / Dewi Ragil Kuning
Ini adalah versi resmi yang banyak di pergunakan seniman Reog yaitu cerita tentang Raja Ponorogo yang bernama Prabu Klono Sewandono dari Kerajaan Bantaran Angin ingin mempersunting putri dari Kerajaan Kediri yang bernama Dewi Songgolangit / Dewi Ragik Kuning karena sang putri tidak mau menikah akhirnya putri itu mengirim pasukan dari Kerajaan Kediri yang terdiri dari singobarong dan dadakmerak lalu raja klono sewandono dan wakilnya Bujanganong /Pujangga Anom melawannya dengan pengawalnya yaitu pasukan berkuda yang bernama Jathilan dan pasukan gagah berani yang mempunyai ilmu hitam mematikan yang bernama Warok.
c)      Cerita Versi Ki Ageng Kutu
Versi Ki Ageng Kutu yaitu tentang Ki Ageng Kutu yang menyindir Raja Ponorogo yang dikendalikan oleh raja dari negeri China yang bermaksud untuk memprovokasi Raja Ponorogo untuk mengkorupsi uang negara.


3.2. Apa Itu Reog Ponorogo

            Reog adalah sebuah kesenian budaya berbentuk teater yang dilakukan oleh sekelompok pemain drama tari dengan berbagai karakter dan perwatakan pelaku, kesenian Reog ini berasal dari daerah Jawa Tawa timur bagian barat – laut dan kabupaten Ponorogo dianggap sebagai kota asal kesenian Reog yang sebenarnya.
            Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental akan bau mistik dan ilmu – ilmu kebatinan.
            Pada zaman modern Reog biasanya dimainkan oleh ± 7 orang pria bertubuh gagah dengan memakai topeng berwarna merah dengan jambang dan kumis yang panjang dalam kesenian Reog mereka disebut Warok, lalu ada ± 6 pria yang berpenampilan seperti perempuan dan masing – masing menunggangi seekor kuda tetapi karena perubahan zaman akhirnya beberapa paguyuban seni tari dan teater Reog mengganti penari mereka menjadi seorang wanita asli dalam kesenian Reog mereka sering disebut dengan Jathilan, sepasang pemgawal raja yang disebut bujang anom, dan ada seorang raja yang berpenampilan layaknya sebuah pemimpin lalu ada seekor singa yang bernama singo barong yang ditunggangi seekor merak yang disebut Singo Barong dan disini keunikan dari Reog yaitu Singo Barong yang memiliki berat 50 – 60 kg hanya di bawakan dan ditarikan menggunakan gigi dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang terlatih.





3.3. Berikut karakter-karakter yang ada di dalam Reog Ponorogo

1. Singo Barong

Singo Barong

             Singo Barong atau Barongan (Dadak Merak), ialah peralatan tari yang paling popular dalam kesenian Reog Ponorogo. Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram. Bagian-bagian antara lain :
Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan, ditutup dengan kulit Harimau Gembong.
Dadak Merak, terbuat dari kerangka bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik-manik.
Krakap, terbuat dari kain beludru berwarna hitam yang disulam dengan monte
Monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog.Dadak merak tersebut berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya 50 kilogram.






            2. Jathilan

Jathilan

 Jathilan, Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari. Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik. Peralatan atau busana yang pakai antara lain :

Ø  Jarit Parang Barong
Ø  Boro-boro Samir
Ø  Stagen
Ø  Epek Timang
Ø  Sampur Merah dan Kuning
Ø  Hem Putih lengan panjang
Ø  Kace
Ø  Gulon Ter
Ø  Srempang
Ø  Binggel
Ø  Celana dingkikkan


3. Warok

Warok

Warok, "Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin). Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin. Peralatan atau busana yang pakai antara lain :

Ø  Celana kombor hitam
Ø  Jarit Latar Ireng
Ø  Stagen
Ø  Epek Timang
Ø  Kolor
Ø  Udeng / Iket (modang, jinjeng “warok tua” dan tapak doro, debleng mondholan “warok muda”
Ø  Waktung
Ø  Keris
Ø  Hem Putih lengan panjang
Ø  Jam Kantong (Jam Gandul)
Ø  Tongkat
Ø  Sandal


4. Prabu Klono Soewandono


Prabu Klono Soewandono

Prabu Klono Sewandono, Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran. Penari dan tarian yang menggambarkan sosok raja dari kerajaan Bantarangin (kerajaan yang dipercaya berada di wilayah Ponorogo zaman dahulu). Sosok ini digambarkan dengan topeng bermahkota, wajah berwarna merah, mata besar melotot, dan kumis tipis. Selain itu ia membawa Pecut Samandiman; berbentuk tongkat lurus dari rotan berhias jebug dari sayet warna merah diseling kuning sebanyak 5 atau 7 jebug. Peralatan atau busana yang pakai antara lain :

Ø  Cinde Merah
Ø  Jarit
Ø  Boro-boro Samir
Ø  Stagen
Ø  Epek Timang
Ø  Sampur
Ø  Uncal
Ø  Kace
Ø  Kalung lur
Ø  Cakep
Ø  Klat Bahu
Ø  Probo
Ø  Keris Blangkrak / Ladrang
Ø  Binggel


5. Bujang Ganong

Bujang Ganong

Bujang Ganong, Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Penari dan tarian yang menggambarkan sosok patih muda (Patihnya Klana Sewandana) yang cekatan, cerdik, jenaka, dan sakti. Sosok ini digambarkan dengan topeng yang mirip dengan wajah raksasa, hidung panjang, mata melotot, mulut terbuka dengan gigi yang besar tanpa taring, wajah merah darah dan rambut yang lebat warna hitam menutup pelipis kiri dan kanan. Peralatan atau busana yang pakai antara lain :

Ø  Celana dingkikan
Ø  Embong Gombyog
Ø  Stagen
Ø  Epek Timang
Ø  Sampur Merah dan Kuning
Ø  Rompi


3.4. Musik Pengiring Reog Ponorogo

Musik pengiring ini di bagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Kelompok penyanyi yang terdiri dari dua penyanyi yang menyanyi lagu daerah seperti Jathilan Jonorogo apabila diadakan di kabupaten Ponorogo dan apabila di Surabaya para aguyuban reog di Surabaya sering menggantinya dengan Semanggi Surabaya atau Jembatan Merah yang merupakan lagu khas Surabaya dengan bahasa jawa lalu kelompok instrument gamelan memiliki anggota sekitar 9 orang yang terdiri dari:

*      2 orang penabuh gendang
*      1 orang penabuh ketipung atu gendang terusan.
*      2 orang peniup slompret
*      2 orang penabuh kenong
*      1 orang penabuh gong
*      2 orang pemain angklung

Salah satu ciri khas dari tabuhan reog adalah bentuk perpaduan irama yang berlainan antara kethuk kenong dan gong yang berirama selendro dengan bunyi slompret yang berirama pelog sehingga menghasilkan irama yang terkesan magis.


3.5. Info Umum Reog Ponorogo

§  Nama: Reog Ponorogo

§  Fungsi: dizaman dahulu sebagai upacara adat tetapi seiring dengan perubahan waktu berubah menjadi kesenian tradisional dan teater rakyat

§  Waktu: Pertunjukan reog dilaksanakan pada pukul 08.30 sampai pukul 09.00

§  Tempat: Balai Pemuda Surabaya

§  Jumlah pemain teater: pemain sendra tari & teater reog ponorogo berjumlah 17 orang yang terdiri dari:
*      Singgo Barong : 1 – 2 orang
*      Pujangga Anom atau Bujanganong : 1 – 2 orang
*      Raja Klono Sewandono. : 1 orang
*      Sekelompok Jathilan : 6 oranng
*      Warok : 7 orang
§  Jumlah pemain musik: pemain musik gamelam pada reog berjumlah9 orang
*      Pria &Wanita/Pria saja/ Wanita saja
*      Setiap pemain memainkan 1 alat musik
*      Pakaian pemain musik menggunakan jas yang dipadukan dengan celana panjang dan topi belangkon
*      Tata rias: tata rias para pemain gamelan reog relative tanpa make up


3.6. Alat Musik Yang Mengiringi Reog Ponorogo

a.       Alat musik dalam gamelan reog berjumlah 9 buah

b.      2 orang penabuh gendang dimainkan dengan dipukul dan terbuat dari kayu dan kulit sapi

c.       1 orang penabuh ketipung atu gendang terusan. dimainkan dengan dipukul dan terbuat dari kayu, alumunium dan kulit sapi

d.      2 orang peniup slompret dimainkan dengan ditiup dan terbuat dari bambu

e.       2 orang penabuh kenong dimainkan dengan dipukul dengan menggunakan alat dan terbuat dari logam dan kayu

f.       1 orang penabuh gong dimainkan dengan dipukul dengan alat dan terbuat dari logam dan kayu

g.      2 orang pemain angklung dimainkan dengan digoyang dan terbuat dari bambu


3.7. Lagu Daerah Yang Mengiringi Reog Ponorogo

1)      Judul nyanyian yang digunakan tergantung tempat di tampilkan seperti Semanggi Suroboyo atau Jathilan Ponorogo.

2)      Nyanyian yang dinyanyikan menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa.

3)      Nyanyian di reog ini dinyanyikan selama ± 20 menit.


3.8. Alur Cerita dalam pementasan Reog Ponorogo

            Alur cerita pementasan Reog yaitu Warok, kemudian Jatilan, Bujangganong, Kelana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Ketika salah satu tokoh di atas sedang beraksi, unsur lain akan ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan.
Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Tarian pembukaan, lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Tarian inti, setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni Reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan dalam seni Reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni Reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Tarian terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.


3.9. Apresiasi Terhadap Reog Ponorogo

a.       Fungsi pertunjukan reog ini dizaman dahulu sebagai upacara adat tetapi seiring dengan perubahan waktu berubah menjadi kesenian tradisional dan teater rakyat.
b.      Keunikan pertunjukan reog ponorogoyaitu Singo Barong yang memiliki berat 50 – 60 kg hanya di bawakan dan ditarikan menggunakan gigi dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang terlatih.
c.       Keunikan musik reog ponorogo yaitu bentuk perpaduan irama yang berlainan antara kethuk kenong dan gong yang berirama selendro dengan bunyi slompret yang berirama pelog sehingga menghasilkan irama yang terkesan magis.
d.      Pendapat saya tentang seni tari dan teater reog adalah Reog merupakan sebuah kesenian yang memiliki nilai budaya tinggi dan berbentuk tari atau teater yang seharusnya kita jaga dan rawat agar tidak luntur atau munkin bahkan hilang dimakan globalisasi dan modernisasi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar